Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.

Minggu, 26 Agustus 2012

Penyesalan Seorang Perempuan Setelah Menikah(Renungan)

Renungan: Penyesalan Seorang Perempuan Setelah Menikah(Mengingat masa Pacarannya Dulu)

“Betapa hinanya kurasakan saat aku menikah,aku ingat bahwa beberapa orang laki laki
sebagai pacarku dulu pernah “menyentuhku.”
Hina menyadari diri bahwa saat menikah yang merupakan mahligai dambaan jutaan
perempuan, diriku sudah tidak bersih dan suci lagi.
Kebayang betapa malu dan hancurnya perasaanku dan aku merasa tidak berharga lagi.

Saat itu kurasakan sebagai cintaku kepada pacarku.
Tapi ternyata ..... bukan.
Itu hanyalah kemurahanku yang telah membuat diriku kotor dan hina.

Kebodohanku,adalah dulu pacaranku seperti akan jadi,
Pacarku kubayangkan seperti akan jadi suamiku.
Ternyata ..... tidak.
Setelah puas ........
Rata rata laki laki melihat perempuan yang telah dinikmatinya sebagai perempuan murahan.
Sebagai perempuan murahan tidak mungkin akan menjadi istri yang baik.
Jadilah perempuan seperti aku ini menjadi barang sisa alias barang bekas.

Pacaran telah mengotori diriku.
Aku ..... sadar,betapa bodoh dan murahnya aku.

Suamiku yang kini menikahiku,memilikiku bukan sebagai perempuan yang terhormat tetapi...
perempuan yang pernah disentuh dan terkotori oleh noda dan dosa karena jebakan syahwat
dalam diriku.

Perasaan ini terus terbawa hingga aku menikah.

Setelah punya anak perempuan,aku sadar betapa susahnya untuk mencegah putriku berpacaran
dengan laki laki pacarnya karena kekotoran diriku.

Bila aku dulu bersih dan bisa menjaga diri,aku pasti memiliki kekuatan untuk mendidik
putriku juga agar bisa mempertahankan prinsip dan pendiriannya.
Agar tak memurah murahkan
cinta dan tubuhnya pada pacarnya.

Tapi,segalanya sudah terjadi.
Kebanggaanku bahwa aku perempuan yang terhormat tidak ada.
.... dan tidak bisa kutunjukkan pada suamiku,juga kepada anak perempuanku.

Aku yakin,ini terjadi pada banyak perempuan yang menjalani pacaran.

Aku sadar,bahwa keadaan anak perempuanku sekarang merupakan rangkaian tak terpisahkan
dari akhlak dan sejarahku.

Dan yang pedih lagi,ternyata suamiku pun bukan laki laki yang baik.
Dia pun dulu banyak pacaran dan sudah merasakan beberapa kali menikmati cintanya dengan
perempuan.

Aaakh ..... akhirnya yang kotor berjodoh dengan yang kotor.
Ini memang sudah hukum Allah,yang shaleh dengan yang shaleh lagi,yang bersih dengan yg
bersih lagi, yang kotor dengan yang kotor lagi.
Aku yakin,ketentuan Allah ini berlaku pada setiap orang.

Penyesalan tak pernah di awal.

Wahai … perempuan .......
Demi kehormatanmu dan kebahagiaanmu kelak ......
Silahkan mencintai tapi hindarilah pacaran.

Pacaran adalah langkah awal menuju zina dan kehancuran diri.
Apalagi memurah murahkan dirimu pada pacarmu,
Jadilah perempuan terhormat,sebelum engkau menyesal kelak.

Bagi perempuan murah jangankan di akhirat ......
Di dunia pun akan merasakan penyesalan yang amat besar seperti yang kini kualami.”

(Dewi, di Jakarta)
Sumber :moef's blog